MAKALAH
“ALAT DAN
MEDIA PEMBELAJARAN”
Makalah
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
semester V
tahun 2015
Dosen pembimbing:
MUBAIDILLAH, M.Pd.I
Disusun oleh Kelompok
11:
1.
SITI HAWA
2.
RISMA MULIA
3.
LENAWATI
4.
SAFARI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
YAYASAN
NURUL ISLAM (YASNI)
MUARA
BUNGO
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Atas limpahan rahmat,
karunia dan izinNya hingga makalah ini berhasil juga kami susun. Selanjutnya,
shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia teladan pilihan
Allah, Nabi terakhir Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya serta para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini kami tidaklah bekerja
sendiri, untuk itu ucapan terima kasih sudah sepantasnya kami sampaikan kepada
semua pihak yang mempunyai andil atas tersusunnya makalah ini, di antaranya
yaitu dosen pembimbing, rekan-rekan satu kelompok dan pihak-pihak lain yang
tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu.
Kami berharap makalah sederhana yang telah kami
susun dengan susah payah ini dapat memberikan manfaat buat kita semua. Aamiin.
Muara Bungo, 31 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ II
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.... Pengertian Media Pembelajaran.............................................. 2
2.2.... Pendidik sebagai Mediator..................................................... 3
2.3.... Tulisan sebagai Media............................................................. 5
2.4.... Mimbar sebagai Media............................................................ 6
2.5.... Peta Konsep............................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1.... Kesimpulan............................................................................. 11
3.2.... Kritik dan Saran...................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran merupakan salah
satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan
Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran
masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu
untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak
tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika
setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai
media pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian media
pembelajaran?
b.
Apa yang di maksud dengan
pendidik sebagai mediator?
c.
Apa yang di maksud dengan
tulisan sebagai media?
d.
Apa yang di maksud dengan
mimbar sebagai media?
e.
Tuliskan peta konsep
penafsiran hadits tentang media pembelajaran!
1.3. Tujuan Penulisan
a.
Untuk mengetahui pengertian
media pembelajaran.
b.
Untuk mengetahui hadits
tentang pendidik sebagai mediator.
c.
Untuk mengetahui hadits
tentang tulisan sebagai media.
d.
Untuk mengetahui hadits
tentang mimbar sebagai media?
e.
Untuk memahami peta konsep
penafsiran hadits tentang media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Media
Pembelajaran
Menurut Gagne, media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Senada dengan pendapat itu, Briggs mendefinisikan segala bentuk
alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.[1]
Kata media berasal dari
bahasa Latin, yakni medius yang
secara harfiahnya berarti tengah,
pengantar atau perantara. Dalam
bahasa Arab, media di sebut wasail
bentuk jama’ dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti
berada di antara dua sisi, maka di sebut juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua
sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga di sebut sebagai
pengantar atau penghubung, yakni mengantarkan atau menghubungkan atau
menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.[2]
Pembelajaran merupakan
suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan
evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran.[3]
Kata pembelajaran,
menurut Syaiful Sagala, berarti membelajarkan siswa menggunakan azaz pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.[4]
Menurut Yusufhadi Miarso
(2004; 545), pembelajaran adalah suatu usaha yang di sengaja, bertujuan, dan
terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap
pada diri orang lain. Usaha tersebut dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang yang memiliki kemampuan atau kompetensi dalam merancang dan atau
mengembangkan sumber belajar yang diperlukan[5].
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti proses atau cara
menjadikan orang belajar.[6]
Sedangkan media
pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle , berarti seluruh
alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio,
televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rosi, alat-alat semacam
radio dan televisi kalau digunakan dan di program untuk pendidikan, maka
merupakan media pembelajaran.[7]
Sementara itu, menurut Munadi,
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efesien dan efektif.[8]
2.2. Pendidik sebagai Mediator
a. Teks Hadits
عن أَبي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ
وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا وَمَا الْهَرْجُ قَالَ الْقَتْلُ.
b. Mufradat
يُقْبَضُ
|
Di cabut, maknanya terangkat lenyap itu ilmu
|
وَ
الْفِتَنُ
|
Dan berbagai fitnah, berbagai ujian, berbagai bencana,
jamak dati kata fitnah
|
الْهَرْجُ
|
Pembunuhan
|
|
Maka beliau menggerak-gerakkan[9]
|
c. Terjemahan
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,
"Rasulullah SAW telah bersabda, 'Kiamat akan semakin dekat dengan
dicabut ilmu tentang Islam, banyaknya bencana/kekacauan, serta maraknya
kekikiran dan harj.'' Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah
itu Al Harj?" Rasulullah menjawab, "Pembunuhan." (HR. Muslim)
d.
Penjelasan Hadits
Di antara tanda kiamat banyak
terjadi haraj atau pembunuhan, di
mana-mana, baik secara terang-terangan maupun secara misterius. Haraj atau pembunuhan sebenarnya merupakan
bagian dari fitnah, tetapi disini disebutkan secara khusus, karena banyaknya haraj ini bahkan di antara ulama ada
yang mengartikan haraj adalah fitnah[10].
Rasulullah ketika menyebutkan banyaknya haraj,
di antara sahabat bertanya; apa itu haraj?
Lalu beliau menjelaskan maknanya dengan diperagakan tangan beliau. Begitu cara
Rasulullah SAW menjelaskan suatu arti
kata yang tidak di mengerti oleh sahabat, tangan beliau yang mulia dijadikan
media untuk menjelaskannya.[11]
Pada prinsipnya beliau selalu berusaha
menyampaikan kalimat beliau dengan menggunakan bahasa yang mudah dan dipahami
para sahabat, bahkan terkadang di ulang-ulang sampai tiga kali dan terkadang
menunjuk dengan jari-jari beliau atau dengan anggota lain. Hal ini dimaksudkan
agar kalimatnya mudah dipahami oleh para sahabat. Dalam hadits ini beliau
menjelaskan dengan gerakan-gerakan tangan sesuai dengan makna yang di maksud.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa guru sebagai mediator dalam proses
pendidikan.[12]
2.3. Tulisan sebagai Media
a.
Teks Hadits
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ هُوَ ابْنُ عَمْرٍو الرَّقِّيُّ عَنْ عَبْدِ
الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ وَعَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ
قَالَا
كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ
هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ الْمُكَتِّبُ الْغِلْمَانَ وَيَقُولُ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ
بِهِنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ
b.
Mufradat
الْغِلْمَانَ
|
Maknanya anak-anak
|
بَنِيهِ
|
Jamak dari kata ibnu, anak laki-laki
|
يَتَعَوَّذُ
|
Mohon perlindungan
|
|
Aku dikembalikan
|
الْجُبْنِ
|
Rasa takut
|
أَرْذَلِ الْعُمُرِ
|
Ke serendah-rendahnya umur
|
c.
Terjemahan
Abdullah
bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Zakariya bin Adi mengabarkan kepada
kami, Ubaidullah —yaitu Ibnu Amr Ar-Raqi—menceritakan kepada kami dari Abdul
Malik bin Umair dari Mus'ab bin Sa'ad dan Amr bin Maimun keduanya
berkata: Sa'ad pernah mengajarkan beberapa kalimat kepada anaknya, sebagaimana seorang guru mengajarkan menulis kepada anak-anak.
Sa'ad berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW selalu ber-ta 'awudz setelah selesai shalat, 'Ya
Allah, Sesungguhnya Aku berlindung kepada-Mu dari perasaan takut. Aku
berlindung kepada-Mu dari sifat kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lanjut
usia. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur'. " (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
d. Penjelasan Hadits
Sa’ad
seorang bapak terhadap anak-anaknya memposisikan sebagai guru terhadap anak
muridnya. Dalam kitab al-Thabaqat karya
Muhammad bin Sa’ad dijelaskan bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash mempunyai anak
sebanyak 14 laki-laki dan 17 perempuan (31 orang), seperti murid di dalam
kelas. Sa’ad ini adalah seorang bapak yang baik, sekalipun dia sibuk di luar
rumah namun masih sempat menjadi guru di dalam rumahnya sendiri dan memang
bapaklah yang berkewajiban mendidik anak-anaknya, jika orang tua ada kemampuan
untuk hal itu. Pengajaran doa yang diberikan Sa’ad kepada anak-anaknya kata
demi kata, kalimat demi kalimat seperti pengajaran baca tulis, baik secara
langsung murid-murid mengikuti bacaan atau secara imla’ (dikte). Metode pertama
yakni guru menulis di papan tulis kemudian dibacakan kata demi kata atau kalimat demi kalimat kemudian di
tulus oleh murid atau guru membaca murid mengikuti secara hafalan bagi murid
yang belum mengenal baca tulis. Sedangkan metode kedua metode imla atau dikte,
guru membaca dari kata ke kata atau kalimat ke kalimat di luar kepala, murid
menulis apa yang dibacakan oleh guru itu, setelah selesai murid membaca
tulisannya itu untuk diperdengarkan gurunya. Disini tulisan sebagai media
pendidikan baik dalam pembelajaran tulis baca ataupun dalam pembelajaran doa.[13]
2.4. Mimbar sebagai Media
a.
Teks Hadits
عن أَبِي حَازِمٍ أَنَّ نَفَرًا جَاءُوا إِلَى سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَدْ
تَمَارَوْا فِي الْمِنْبَرِ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ فَقَالَ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي
لَأَعْرِفُ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ وَمَنْ عَمِلَهُ وَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ يَوْمٍ جَلَسَ عَلَيْهِ قَالَ فَقُلْتُ
لَهُ يَا أَبَا عَبَّاسٍ فَحَدِّثْنَا قَالَ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى امْرَأَةٍ قَالَ أَبُو حَازِمٍ إِنَّهُ
لَيُسَمِّهَا يَوْمَئِذٍ انْظُرِي غُلَامَكِ النَّجَّارَ يَعْمَلْ لِي أَعْوَادًا
أُكَلِّمُ النَّاسَ عَلَيْهَا فَعَمِلَ هَذِهِ الثَّلَاثَ دَرَجَاتٍ ثُمَّ أَمَرَ
بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوُضِعَتْ هَذَا
الْمَوْضِعَ فَهِيَ مِنْ طَرْفَاءِ الْغَابَةِ وَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَيْهِ فَكَبَّرَ وَكَبَّرَ النَّاسُ
وَرَاءَهُ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ رَفَعَ فَنَزَلَ الْقَهْقَرَى حَتَّى
سَجَدَ فِي أَصْلِ الْمِنْبَرِ ثُمَّ عَادَ حَتَّى فَرَغَ مِنْ آخِرِ صَلَاتِهِ
ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي صَنَعْتُ
هَذَا لِتَأْتَمُّوا بِي وَلِتَعَلَّمُوا صَلَاتِي
b.
Mufradat
امْتَرَوْ
|
Berdebat (al-Kirmaniy mengartikan mereka ragu / syakk)
|
مِم عُودهُ
|
Dari kayu apa
|
أَعْوَادًا
|
Kayu-kayu yang di bikin mimbar
|
مِنْ طَرْفَاءِ الْغَابَةِ
|
Kayu hutan yang lurus panjang
|
نَزَلَ الْقَهْقَرَى
|
Turun mundur ke belakang
|
فِي أَصْلِ الْمِنْبَرِ
|
Di bawah mimbar
|
لِتَأْتَمُّوا
|
Agar kalian mengikuti aku[14]
|
c.
Terjemahan
Dari Abu Hazim RA, bahwa sekelompok orang datang
kepada Sahal bin Sa'ad RA. Mereka berselisih, "Dari kayu apa mimbar
Rasulullah SAW terbuat?" Sahal menjawab, "Demi Allah, sungguh aku
tahu dari kayu apa mimbar itu dibuat dan siapa yang membuatnya. Aku juga melihat
Rasulullah SAW duduk pertama kali di atas mimbar itu." Abu Hazim berkata
kepada Sahal, "Hai Abu Abbas! Beritahu kepada kami!" Sahal menjawab,
"Rasulullah SAW mengirim utusan kepada seorang perempuan (menurut Abu
Hazim, pada saat itu dia sebutkan nama perempuan tersebut), 'Carilah pembantumu
yang menjadi tukang kayu itu agar dia membuatkanku mimbar dari kayu untuk
berkhutbah." Maka dia membuatnya dengan tiga tanjakan (undak)," lalu
Rasulullah menyuruh agar mimbar itu diletakkan di tempat ini, dan mimbar
tersebut dari kayu hutan yang bagus." Aku telah melihat Rasulullah SAW
berdiri di atas mimbar itu, lalu bertakbir (shalat) dan orang-orang pun ikut
shalat di belakang beliau, sedangkan beliau berada di atas mimbar. Kemudian
beliau mundur hingga turun ke bagian terbawah, sampai beliau bersujud ke dasar
mimbar, lalu kembali lagi ke atas mimbar sampai beliau selesai shalat, kemudian
beliau menghadap kepada para jamaah, seraya bersabda, 'Saudara-saudara!
Sesungguhnya aku lakukan ini agar kalian bisa jelas dalam bermakmum kepadaku,
dan agar kalian mempelajari cara shalatku" (HR. Bukhari dan Muslim)
d. Penjelasan Hadits
Hadis
shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa Nabi selalu menggunakan mimbar
tempat menyampaikan khotbah maupun tempat pembelajaran berlangsung. Mimbar
adalah salah satu sarana penting dalam pembelajaran[15].
Dalam menyampaikan materi pembelajaran beliau menggunakan mimbar sebagai media.
Hal itu dilakukan agar sahabat dapat melihat beliau dengan jelas, sehingga
informasi yang disampaikan dapat di terima dengan baik.[16]
Oemar Hamalik mengemukakan
bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan, minat, dan motivasi, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pada tahap orientasi akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan. Media juga dapat
membantu menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data serta memadatkan informasi; sehingga pemahaman siswa meningkat. Sejalan
dengan uraian ini, Mahmud Yunus mengungkapkan, bahwasanya media memiliki
pengaruh yang paling besar terhadap indra dan lebih dapat menjamin pemahaman.
Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lama
bertahannya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan
mendengarkan.[17]
2.5. Peta Konsep
Alat dan Media Pembelajaran
|
Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.
|
Pendidik sebagai
mediator
Hadits dari Abu
Hurairah, r.a. yang diriwayatkan oleh Muslim
|
|
Tulisan sebagai
media
Hadits Mus'ab bin
Sa'ad dan Amr bin Maimun yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Tirmidzi
|
|
Mimbar sebagai
media
Hadits dari Abu Hazim, r.a. yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim
|
1.
menjelaskan dengan
gerakan-gerakan tangan sesuai dengan makna yang di maksud.
2.
Guru sebagai mediator
dalam proses pendidikan.
|
|
1.
Guru menulis di papan
tulis kemudian dibacakan kata demi
kata atau kalimat demi kalimat kemudian di tulus oleh murid atau guru
membaca murid mengikuti secara hafalan bagi murid yang belum mengenal baca
tulis.
2.
Metode imla atau dikte,
guru membaca dari kata ke kata atau kalimat ke kalimat di luar kepala, murid
menulis apa yang dibacakan oleh guru itu, setelah selesai murid membaca
tulisannya itu untuk diperdengarkan gurunya.
3.
Tulisan sebagai media
pendidikan baik dalam pembelajaran tulis baca ataupun dalam pembelajaran doa.
|
|
1. Nabi selalu menggunakan mimbar tempat menyampaikan khotbah maupun
tempat pembelajaran berlangsung.
2. Dalam menyampaikan materi pembelajaran beliau menggunakan mimbar
sebagai media. Hal itu dilakukan agar sahabat dapat melihat beliau dengan
jelas, sehingga informasi yang disampaikan dapat di terima dengan baik.
|
[1]
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet-9),
Jakarta: Kalam Mulia, 2011, hlm. 203
[2]
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah
Pendekatan Baru, Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013, hlm. 6
[3]
Rusman, Model-Model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet ke-V), Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2012, hlm.1
[4]
Ramayulis, Op.Cit., hlm. 239
[5]
Martinis Yamin, Strategi & Metode
dalam Model Pembelajaran, Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013, hlm.
15
[6]
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Situbondo: Gitamedia Press, tt, hlm. 27
[7]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran (Cet ke-II), Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009, hlm. 204
[8]
Yudhi Munadi, Op.Cit., hlm. 7-8
[9]
Buku Hadis Tarbawi...hlm. 344-345
[10] Ibid., 347-348
[11]
Ibid., hlm. 348
[12]
Ibid., hlm. 349
[13]
Ibid., hlm 351
[14]
Ibid., hlm. 356-357
[15]
Ibid., hlm. 357
[16]
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, Jakarta:
AMZAH, 2015, cet-3, hlm. 163
[17]
Ibid., hlm. 164-165
DAFTAR PUSTAKA
................Buku Hadis Tarbawi...................
Munadi, Yudhi.
Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan
Baru. Jakarta: Referensi (GP Press Group). 2013.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia. 2011. Cet-9.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012. Cet-V.
Sanjaya, Wina.
Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. Cet-2.
Tim Prima Pena.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Situbondo:
Gitamedia Press. tt.
Umar, Bukhari.
Hadis Tarbawi. Jakarta: AMZAH. 2015.
Cet-3.
Yamin,
Martinis. Strategi & Metode dalam
Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group). 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar