Rabu, 22 Juni 2016

hadis tarbawi alat dan media

MAKALAH
“ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN” 

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
semester V tahun 2015
 








  
Dosen pembimbing:
MUBAIDILLAH, M.Pd.I


 Disusun oleh Kelompok 11:
1.        SITI HAWA
2.        RISMA MULIA
3.        LENAWATI
4.        SAFARI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)
MUARA BUNGO

2015


KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT. Atas limpahan rahmat, karunia dan izinNya hingga makalah ini berhasil juga kami susun. Selanjutnya, shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia teladan pilihan Allah, Nabi terakhir Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini kami tidaklah bekerja sendiri, untuk itu ucapan terima kasih sudah sepantasnya kami sampaikan kepada semua pihak yang mempunyai andil atas tersusunnya makalah ini, di antaranya yaitu dosen pembimbing, rekan-rekan satu kelompok dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu.
Kami berharap makalah sederhana yang telah kami susun dengan susah payah ini dapat memberikan manfaat buat kita semua. Aamiin.

Muara Bungo, 31 Oktober 2015


Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................          II
DAFTAR ISI..........................................................................................          iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang Masalah.........................................................          1
1.2.       Rumusan Masalah...................................................................          1
1.3.       Tujuan Penulisan.....................................................................          1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.... Pengertian Media Pembelajaran..............................................          2
2.2.... Pendidik sebagai Mediator.....................................................          3
2.3.... Tulisan sebagai Media.............................................................          5
2.4.... Mimbar sebagai Media............................................................          6
2.5.... Peta Konsep............................................................................          9
BAB III PENUTUP
3.1.... Kesimpulan.............................................................................          11
3.2.... Kritik dan Saran......................................................................          11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.

1.2.  Rumusan Masalah
a.    Apa pengertian media pembelajaran?
b.    Apa yang di maksud dengan pendidik sebagai mediator?
c.    Apa yang di maksud dengan tulisan sebagai media?
d.   Apa yang di maksud dengan mimbar sebagai media?
e.    Tuliskan peta konsep penafsiran hadits tentang media pembelajaran!

1.3.  Tujuan Penulisan
a.     Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
b.    Untuk mengetahui hadits tentang pendidik sebagai mediator.
c.     Untuk mengetahui hadits tentang tulisan sebagai media.
d.    Untuk mengetahui hadits tentang mimbar sebagai media?
e.     Untuk memahami peta konsep penafsiran hadits tentang media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Senada dengan pendapat itu, Briggs mendefinisikan segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[1]
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa Arab, media di sebut wasail bentuk jama’ dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka di sebut juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga di sebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.[2]
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.[3]
Kata pembelajaran, menurut Syaiful Sagala, berarti membelajarkan siswa menggunakan azaz pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.[4]
Menurut Yusufhadi Miarso (2004; 545), pembelajaran adalah suatu usaha yang di sengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha tersebut dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan atau kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan[5]. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti proses atau cara menjadikan orang belajar.[6]
Sedangkan media pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle , berarti seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rosi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.[7]
Sementara itu, menurut Munadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.[8]

2.2.  Pendidik sebagai Mediator
a.    Teks Hadits
عن أَبي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا وَمَا الْهَرْجُ قَالَ الْقَتْلُ.

b.   Mufradat
يُقْبَضُ
Di cabut, maknanya terangkat lenyap itu ilmu
وَ الْفِتَنُ
Dan berbagai fitnah, berbagai ujian, berbagai bencana, jamak dati kata fitnah
الْهَرْجُ
Pembunuhan

Maka beliau menggerak-gerakkan[9]

c.    Terjemahan
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Kiamat akan semakin dekat dengan dicabut ilmu tentang Islam, banyaknya bencana/kekacauan, serta maraknya kekikiran dan harj.'' Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah itu Al Harj?" Rasulullah menjawab, "Pembunuhan." (HR. Muslim)
d.   Penjelasan Hadits
Di antara tanda kiamat banyak terjadi haraj atau pembunuhan, di mana-mana, baik secara terang-terangan maupun secara misterius. Haraj atau pembunuhan sebenarnya merupakan bagian dari fitnah, tetapi disini disebutkan secara khusus, karena banyaknya haraj ini bahkan di antara ulama ada yang mengartikan haraj adalah fitnah[10]. Rasulullah ketika menyebutkan banyaknya haraj, di antara sahabat bertanya; apa itu haraj? Lalu beliau menjelaskan maknanya dengan diperagakan tangan beliau. Begitu cara Rasulullah SAW menjelaskan suatu arti kata yang tidak di mengerti oleh sahabat, tangan beliau yang mulia dijadikan media untuk menjelaskannya.[11]
Pada prinsipnya beliau selalu berusaha menyampaikan kalimat beliau dengan menggunakan bahasa yang mudah dan dipahami para sahabat, bahkan terkadang di ulang-ulang sampai tiga kali dan terkadang menunjuk dengan jari-jari beliau atau dengan anggota lain. Hal ini dimaksudkan agar kalimatnya mudah dipahami oleh para sahabat. Dalam hadits ini beliau menjelaskan dengan gerakan-gerakan tangan sesuai dengan makna yang di maksud. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa guru sebagai mediator dalam proses pendidikan.[12]

2.3.  Tulisan sebagai Media
a.    Teks Hadits
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ هُوَ ابْنُ عَمْرٍو الرَّقِّيُّ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ وَعَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَا كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ الْمُكَتِّبُ الْغِلْمَانَ وَيَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ

b.    Mufradat
الْغِلْمَانَ
Maknanya anak-anak
بَنِيهِ
Jamak dari kata ibnu, anak laki-laki
يَتَعَوَّذُ
Mohon perlindungan

Aku dikembalikan
الْجُبْنِ
Rasa takut
أَرْذَلِ الْعُمُرِ
Ke serendah-rendahnya umur

c.     Terjemahan
Abdullah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Zakariya bin Adi mengabarkan kepada kami, Ubaidullah —yaitu Ibnu Amr Ar-Raqi—menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair dari Mus'ab bin Sa'ad dan Amr bin Maimun keduanya  berkata: Sa'ad pernah mengajarkan beberapa kalimat kepada anaknya, sebagaimana seorang guru mengajarkan menulis kepada anak-anak. Sa'ad berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW selalu ber-ta 'awudz setelah selesai shalat, 'Ya Allah, Sesungguhnya Aku berlindung kepada-Mu dari perasaan takut. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lanjut usia. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur'. " (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
d.    Penjelasan Hadits
Sa’ad seorang bapak terhadap anak-anaknya memposisikan sebagai guru terhadap anak muridnya. Dalam kitab al-Thabaqat karya Muhammad bin Sa’ad dijelaskan bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash mempunyai anak sebanyak 14 laki-laki dan 17 perempuan (31 orang), seperti murid di dalam kelas. Sa’ad ini adalah seorang bapak yang baik, sekalipun dia sibuk di luar rumah namun masih sempat menjadi guru di dalam rumahnya sendiri dan memang bapaklah yang berkewajiban mendidik anak-anaknya, jika orang tua ada kemampuan untuk hal itu. Pengajaran doa yang diberikan Sa’ad kepada anak-anaknya kata demi kata, kalimat demi kalimat seperti pengajaran baca tulis, baik secara langsung murid-murid mengikuti bacaan atau secara imla’ (dikte). Metode pertama yakni guru menulis di papan tulis kemudian dibacakan kata demi  kata atau kalimat demi kalimat kemudian di tulus oleh murid atau guru membaca murid mengikuti secara hafalan bagi murid yang belum mengenal baca tulis. Sedangkan metode kedua metode imla atau dikte, guru membaca dari kata ke kata atau kalimat ke kalimat di luar kepala, murid menulis apa yang dibacakan oleh guru itu, setelah selesai murid membaca tulisannya itu untuk diperdengarkan gurunya. Disini tulisan sebagai media pendidikan baik dalam pembelajaran tulis baca ataupun dalam pembelajaran doa.[13]

2.4.  Mimbar sebagai Media
a.    Teks Hadits
عن أَبِي حَازِمٍ أَنَّ نَفَرًا جَاءُوا إِلَى سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَدْ تَمَارَوْا فِي الْمِنْبَرِ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ فَقَالَ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْرِفُ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ وَمَنْ عَمِلَهُ وَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ يَوْمٍ جَلَسَ عَلَيْهِ قَالَ فَقُلْتُ لَهُ يَا أَبَا عَبَّاسٍ فَحَدِّثْنَا قَالَ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى امْرَأَةٍ قَالَ أَبُو حَازِمٍ إِنَّهُ لَيُسَمِّهَا يَوْمَئِذٍ انْظُرِي غُلَامَكِ النَّجَّارَ يَعْمَلْ لِي أَعْوَادًا أُكَلِّمُ النَّاسَ عَلَيْهَا فَعَمِلَ هَذِهِ الثَّلَاثَ دَرَجَاتٍ ثُمَّ أَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوُضِعَتْ هَذَا الْمَوْضِعَ فَهِيَ مِنْ طَرْفَاءِ الْغَابَةِ وَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَيْهِ فَكَبَّرَ وَكَبَّرَ النَّاسُ وَرَاءَهُ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ رَفَعَ فَنَزَلَ الْقَهْقَرَى حَتَّى سَجَدَ فِي أَصْلِ الْمِنْبَرِ ثُمَّ عَادَ حَتَّى فَرَغَ مِنْ آخِرِ صَلَاتِهِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي صَنَعْتُ هَذَا لِتَأْتَمُّوا بِي وَلِتَعَلَّمُوا صَلَاتِي

b.    Mufradat
امْتَرَوْ
Berdebat (al-Kirmaniy mengartikan mereka ragu / syakk)
مِم عُودهُ
Dari kayu apa
أَعْوَادًا
Kayu-kayu yang di bikin mimbar
مِنْ طَرْفَاءِ الْغَابَةِ
Kayu hutan yang lurus panjang
نَزَلَ الْقَهْقَرَى
Turun mundur ke belakang
فِي أَصْلِ الْمِنْبَرِ
Di bawah mimbar
لِتَأْتَمُّوا
Agar kalian mengikuti aku[14]

c.     Terjemahan
Dari Abu Hazim RA, bahwa sekelompok orang datang kepada Sahal bin Sa'ad RA. Mereka berselisih, "Dari kayu apa mimbar Rasulullah SAW terbuat?" Sahal menjawab, "Demi Allah, sungguh aku tahu dari kayu apa mimbar itu dibuat dan siapa yang membuatnya. Aku juga melihat Rasulullah SAW duduk pertama kali di atas mimbar itu." Abu Hazim berkata kepada Sahal, "Hai Abu Abbas! Beritahu kepada kami!" Sahal menjawab, "Rasulullah SAW mengirim utusan kepada seorang perempuan (menurut Abu Hazim, pada saat itu dia sebutkan nama perempuan tersebut), 'Carilah pembantumu yang menjadi tukang kayu itu agar dia membuatkanku mimbar dari kayu untuk berkhutbah." Maka dia membuatnya dengan tiga tanjakan (undak)," lalu Rasulullah menyuruh agar mimbar itu diletakkan di tempat ini, dan mimbar tersebut dari kayu hutan yang bagus." Aku telah melihat Rasulullah SAW berdiri di atas mimbar itu, lalu bertakbir (shalat) dan orang-orang pun ikut shalat di belakang beliau, sedangkan beliau berada di atas mimbar. Kemudian beliau mundur hingga turun ke bagian terbawah, sampai beliau bersujud ke dasar mimbar, lalu kembali lagi ke atas mimbar sampai beliau selesai shalat, kemudian beliau menghadap kepada para jamaah, seraya bersabda, 'Saudara-saudara! Sesungguhnya aku lakukan ini agar kalian bisa jelas dalam bermakmum kepadaku, dan agar kalian mempelajari cara shalatku" (HR. Bukhari dan Muslim)
d.    Penjelasan Hadits
Hadis shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa Nabi selalu menggunakan mimbar tempat menyampaikan khotbah maupun tempat pembelajaran berlangsung. Mimbar adalah salah satu sarana penting dalam pembelajaran[15]. Dalam menyampaikan materi pembelajaran beliau menggunakan mimbar sebagai media. Hal itu dilakukan agar sahabat dapat melihat beliau dengan jelas, sehingga informasi yang disampaikan dapat di terima dengan baik.[16]
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan, minat, dan motivasi, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pada tahap orientasi akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan. Media juga dapat membantu menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi; sehingga pemahaman siswa meningkat. Sejalan dengan uraian ini, Mahmud Yunus mengungkapkan, bahwasanya media memiliki pengaruh yang paling besar terhadap indra dan lebih dapat menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lama bertahannya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarkan.[17]

2.5.  Peta Konsep

Alat dan Media Pembelajaran


Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.


Pendidik sebagai mediator

Hadits dari Abu Hurairah, r.a. yang diriwayatkan oleh Muslim

Tulisan sebagai media

Hadits Mus'ab bin Sa'ad dan Amr bin Maimun yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Tirmidzi

Mimbar sebagai media

Hadits dari Abu Hazim, r.a. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim


1.    menjelaskan dengan gerakan-gerakan tangan sesuai dengan makna yang di maksud.
2.    Guru sebagai mediator dalam proses pendidikan.

1.   Guru menulis di papan tulis kemudian dibacakan kata demi  kata atau kalimat demi kalimat kemudian di tulus oleh murid atau guru membaca murid mengikuti secara hafalan bagi murid yang belum mengenal baca tulis.
2.   Metode imla atau dikte, guru membaca dari kata ke kata atau kalimat ke kalimat di luar kepala, murid menulis apa yang dibacakan oleh guru itu, setelah selesai murid membaca tulisannya itu untuk diperdengarkan gurunya.
3.   Tulisan sebagai media pendidikan baik dalam pembelajaran tulis baca ataupun dalam pembelajaran doa.

1.  Nabi selalu menggunakan mimbar tempat menyampaikan khotbah maupun tempat pembelajaran berlangsung.
2.  Dalam menyampaikan materi pembelajaran beliau menggunakan mimbar sebagai media. Hal itu dilakukan agar sahabat dapat melihat beliau dengan jelas, sehingga informasi yang disampaikan dapat di terima dengan baik.


[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet-9), Jakarta: Kalam Mulia, 2011, hlm. 203
[2] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013, hlm. 6
[3] Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet ke-V), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012, hlm.1
[4] Ramayulis, Op.Cit., hlm. 239
[5] Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013, hlm. 15
[6] Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Situbondo: Gitamedia Press, tt, hlm. 27
[7] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Cet ke-II), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 204
[8] Yudhi Munadi, Op.Cit., hlm. 7-8
[9] Buku Hadis Tarbawi...hlm. 344-345
[10] Ibid., 347-348
[11] Ibid., hlm. 348
[12] Ibid., hlm. 349
[13] Ibid., hlm 351
[14] Ibid., hlm. 356-357
[15] Ibid., hlm. 357
[16] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, Jakarta: AMZAH, 2015, cet-3, hlm. 163
[17] Ibid., hlm. 164-165

DAFTAR PUSTAKA


................Buku Hadis Tarbawi...................
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi (GP Press Group). 2013.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2011. Cet-9.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012. Cet-V.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. Cet-2.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Situbondo: Gitamedia Press. tt.
Umar, Bukhari. Hadis Tarbawi. Jakarta: AMZAH. 2015. Cet-3.
Yamin, Martinis. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group). 2013.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar