SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Sejarah
Pendidikan Islam
a) Pengertian
Sejarah dapat diartikan sebagai berikut :
1. Cabang
dari pengetahuan tentang masalalu dan kondisi yang berkaitan dengan masyarakat
yang lalu.
2. Cabang
pengetahuan tentang aturan dan tradisi pengatur masyarakat yang lalu.
3. Pengetahuan
tentang pengembangan masyarakat.
b) Ciri-ciri
sejarah:
1. Adanya
peristiwa yang abadi
2. Adanya
peristiwa yang unik
3. Adanya
peristiwa yang penting
c) Suatu
peristiwa disebut sejarah karena adanya ungsur tertentu, yaitu :
1.
Manusia
2.
Waktu
3.
Ruang
d) Hakikat
sejarah
sejarah
adalah ilmu mandiri yang ditemukan berdasarkan dokumen-dokumen dan orang
yang hidup pada zaman dahulu dan dapat di pastikan dengan teori-teori.
e) Ruang
lingkup sejarah :
1. Sejarah
sebagai kisah.
2. Sejarah
sebagai peristiwa.
3. Sejarah
sebagai seni.
4. Sejarah
sebagai ilmu.
f) Definisi
sejarah
Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi. Sejarah dalam pengertian luas adalah gambaran masalalu
tentang aktivitas kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang disusun
berdasarkan faktar dan interprestasi.
g)
Sejarah Islam
Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih mengarah kepada perbaikan
sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan,
sikap, baik bagi keperluan individu maupun orang lain yang bersifat teoritis
dan praktis.
Dra. Hasbullah merumuskan
bahwa sejarah pendidikan islam yaitu:
1.
Catatan sebuah peristiwa tentang
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam sejak lahirnya Nabi hingga saat
ini.
2.
Suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik dari segi
gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun opersinalisasi sejak zaman nabi
Muhammad hingga saat ini.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kedua
penjelasan tersebut memiliki maksud sama yaitu suatu peristiwa atau cabang ilmu
pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dari waktu
ke waktu dari segi ide, konsep, lembaga operasionalisasi sejak zaman nabi
Muhammad saw sampai sekarang.
Latar Belakang Masuknya Islam di Indonesia
1.
Latar Belakang
Ketika
kerajaan sriwijaya sedang mengembangkan kekuasaannya, sekitar abad ke-7 dan 8
M, selat malaka sudah dilalui oleh pedagang-pedagang islam berdasarkan berita
cina dari zaman Dinasti Tang.
1.
Gujarah (india, abad ke-13 M)
Denga bukti
batunisan di indonesia sama dengan india, jalan dagang Indonesia lebih ramai,
adat istiadat dan buudaaya india islam
2.
Arab (timur tengah, abad ke—7)
Teori Buya
Hamka Dan J.C Van Luer ditemukan bangunan dekat pantai, menganut mazhab syafi’I
mazhab besar di mesir dan mekah pada masa itu. Gujarah menganut mazhab hanafi
sultan-sultan pasai mengunakan gelar Al-Malik gelar yang lazim dipakek di Mesir
3.
Persia
Pedagang
asal Persia yang singah kegujarat sebelum kenusantara adab ke-13 M, dengan
bukti Gelar-Gelar “syah” bagi raja di Indonesia
4.
Cina (mahuan, laksamana cheng ho) di pantai dan pedalaman jawa.
2.
Faktor-faktor pendukung penyebaran islam cepat berkembang di Indonesia
1.
Ajaran sederhana, mudah dimengerti dan diterima
2.
Syaratnya mudaah hanya mengucap dua kalimat syahadat
3.
Tidak mengenal kasta
4.
Upaya-upaya keagamaan sangat sederhana
5.
Islam disebarkan dengan cara damai yaitu lewat kesenian dan alkuturasi
budaya
6.
Jatuhnya majapait dan sriwijaya
(hindu dan buda)
3.
Akulturasi kebudayaan Islam di Indonesia
1.
Muhammad
2.
Walisongo
3.
Budaya Islam Arab
4.
Budaya Lokal Islam di Indonesia
5.
Kejawen
6.
Tradisional
7.
Mordernis
BAB III
PENDIDIKAN ISLAM DI JAWA
1.
Langar
a.
Pengajaran dilangar merupakan pengajaran pemuda
b.
Mula-mula mempelajari abjad Al-Qur’an atau Arab kemudian mengeja ayat-ayat
Al-Qur’an pertama dengan isama tertentu.
c.
Yang menjadi guru adalah orang yang sudah memiliki pengetahuan agama yang
agak mendalam.
d.
Guru dipandang sebagai orang yang sakti (memiliki kelebihan)
2.
Pesantren
a.
Lanjutan dari langar
b.
Murid disebut santri, terdiri anak-anak yang lebih tuadan memiliki
kemampuan dasar yang diperoleh dari langar.
c.
Para santri ditempatkan dalam satu ruangan
d.
Materi usuluddin, usul fiqh dan ilmu arobiyah
Jenjang Pendidikan di Aceh
1.
Meunasah (Madrasah) nulis, baca arab, agama
2.
Bahasa melayu, akhlak dan sejarah Islam
3.
Rangkang (SMP/MTS)
4.
Dayah (Madrasah Aliah) Tasawuf Ilmu, bumi, sejarah, tata Negara dan bahasa
Arab
5.
Daya teuku cik (perguruan tinggi) materi taata Negara, sejarah, budaya dan
sastra arab, tafsir, ilmu bumi dan tauhid
Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda
Ø Westernisasi dan kristenisasi
yakni kepentingan Barat dan Nasrasi kurang lebih 3,5 abad
Ø Menanamkan dualism dalam
pendidikan. Dengan membedakan pendidikan
1.
Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Kolonia Belanda
a.
Sistem pendidikan peralihan Hindu Islam
b.
Sistem pendidikan surau (langar) Metode utama ceramah, membaca dan hafalan
c.
Sistem pendidikan pesanteren lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia
mengutamakan pelajaran fiqih.
2.
Peraturan dan kebijakan Belanda semasa penjajah
1.
Tahun 1905 pemerintah belanda mengeluarkan peraturan yang isinya orang memberikan pengajaran islam harus izin
terlebih dahulu.
2.
Tahun 1925 kelluar peraturan ketat bahwa tidak semua kiai boleh memberikan
ilmunya.
3.
Tahun 1932 keluar peraturan kewenangan untuk menutup madrasah dan sekolah.
3.
Pendidikan Islam sebelum tahun 1900
1.
Diadakan secara perorangan melalui surau atau langaratau masjid
2.
Buku pelajaran dikarang oleh ulama atau kiai dan diterjemahkan dalam bahasa
daerah.
3.
Kitab-kitab ditulis tangan dan bila menyalin ditulis tangan
4.
Pendidikan Islam sesudah tahun 1909
1.
Tampilnya budi utomo 1908 menyadarkan bangsa Indonesia
2.
Indonesia memberikan gerakan-gerakan untuk menjadi layak.
Pendidikan Islam Pada Masa Pemerintahan Jepang
1.
Sejarah Jepang datang ke Indonesia
Ø Setelah menyerang Sumatra
sselatan selanjutnya menyerang jawa dan memaksa Belanda menyerah pada maret
1942.
Ø Didoreng semangat mengembangkan
pengaruh dan wilayah sebagai rencana membantu asia timur raya yang meliputi
daratan cina, Filipina, Indonesi dan lain-lain dibawah kepentingan jepang.
Ø Menerapkan kebijakan bagi
pendidik bagi pendidik secara umum antara lain :
a.
Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi
b.
Dihapuskan sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial.
Jepang mewajibkan rutin
melakukan aktifitas berikut ini :
a.
Menyayikan lagu kebangsaan
jepang setiap pagi
b.
Mengibarkan bendera jepang
c.
Melakukan pelatihan fisik dan
militer.
2.
Kebijakan Jepang terhadap Pendidikan Islam
1.
Pondok pesantren dapat kunjungan dan bantuan dari pemerintah jepang
2.
Mengizinkan pemuda islam untuk latian dasar militer
3.
Mengizinkan sekolah tinggi islam dijakarta di bawah kepemimpinan K.H.Wahid.
Pendidikan Islam Pada Masa Orde Lama
1.
Orde lama (1945-1967)
a)
Dibentuk kementrian pendidikan pengajaran dan kebudayaan (pp & k)
b)
Desember 1946 dikeluarkan surat keputusan bersama (skb)
2.
Tujuan dan fungsi departeman agama yang dirumuskan pada masa orde lama
ü Mengurus serta mengatur
pendidikan agama disekolah serta bimbingan perguruan-perguruan agama.
ü Mengikuti dan memperhatikan
hal yang bersangkutan dengan agama dan keagamaan.
ü Memberi penerangan dan
penyuluhan agama.
ü Mengurus dan mengembangkan
IAIN, Perguruan Tinggi Agama swasta dan pesantren luhur serta mengurus dan
mengawasi pendidikan agama pada perguruan tinggi.
ü Mengatur, mengurus &
mengawasi penyelengaraan ibadah haji, madrasah ibdaiyah 5-7 tahun dan
tsanawiyah 3-5 tahun.
3.
Badan Komite Nasional Pusat (BPKNP) 27 desember 1945 menyebutkan : “
madrasah dan pesantren pada hakikatnya adalah suatu alat berdasar rakyat
jelatah. SLB yang dikeluarkan pada januari 1951 No: 1432 tangal 20 januari
1951 (pendidikan). Isinya adalah
Pendidikan Agama mulai dibaikan
a.
Dikelas IV sekolah rakyat
b.
Didaerah yang masyarakat agamanya kuat pendidikan agama dimulai pada kelas
1 sekolah rakyat dengan catatan bahwa pengetahuan umumnya tidak berkurang
dibandingkan dengan sekolah lain yang pada Agamanya pada kelas IV Sekolah
Rakyat.
c.
Pendidikan Agama diberikan pada murid sedikitnya 10 orang dalam satu kelas
dan mendapat izin dari orang tua atau wali.
d.
Pengangkatan guru Agama biaya pendidikan Agama ditanggung oleh departemen
Agama.
Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi 1998-Sekarang
Kondisi pendidikan Islam pada masa Reformasi
1.
Kurikulum yang belum mantap
2.
Kurang kualitasnya guru
3.
Dualisme pengelolaan pendidikan antara Depak dan Depdikbud
4.
Minimnya persamaan hak dengan pendidikan umum prospeknya tidak jelas.
5.
Lebih menekankan pada aspek kognitif
Tokoh Perempuan Pendidikan Islam
Rahmah El-Yunusiyah dilahirkan pada hari Jumat 20
Desember 1900 di Bukit Surungan, Padang Panjang, Sumatera Barat. Anak bungsu
dari lima bersaudara ini merupakan putri dari pasangan Muhammad Yunus dan
Rafiah. Rahmah berasal dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya adalah seorang
ulama besar yang menjabat sebagai kadi di negeri Pandai Sikat, Padang
Panjang. Dia juga seorang haji yang pernah mengenyam pendidikan agama selama
empat tahun di Mekkah. Kakak sulungnya, Zainuddin Labay merupakan seorang
tokoh pembaharu sistem pendidikan Islam Diniyah School yang
didirikan tahun 1915. Zainudin Labay mengusai beberapa bahasa asing yaitu
Inggris, Arab, Belanda. Dengan kemahirannya berbahasa asing menyebabkan wawasan
Zainuddin sangat luas. Dialah yang menjadi guru, pemberi inspirasi, dan
pendorong cita-cita Rahmah el-Yunusiyah.
Meski hanya
mengenyam pendidikan dasar selama tiga tahun di Diniyah School, tapi Rahmah
El-Yunusiyah memiliki wawasan yang luas. Dia lebih banyak belajar
otodidak dan juga belajar langsung kepada kedua kakak laki-lakinya, Zainuddin
Labay dan Mohammad Rasyid. Seperti kebanyakan orang Melayu lainnya yang
menyeimbangkan antara pendidikan umum dan agama, Rahmah pun intens belajar
agama. Pagi hari sekolah di Diniyah School, sore hari mengaji kepada para
ulama. Beliau mengaji kepada Haji Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul,
ayahanda dari ulama terkenal Buya Hamka. Selain mengaji kepada Haji Rasul,
Rahmah juga mengaji kepada Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Syekh Abdul
Latif Rasyidi, Syekh Mohammad Jamil Jambek dan syekh Daud Rasyidi. Lingkungan
relijius dan cendekia seperti inilah yang telah menumbuhkan kepribadian
Rahmah. Pada
saat itu masih sangat sedikit perempuan yang bersekolah. Paradigma masyarakat
Melayu memandang perempuan hanyalah makhluk kelas dua yang tidak perlu
bersekolah tingi. Percuma bersekolah jika akhirnya hanya masuk ke dapur.
Perempuan masa itu sangat pasif dan belum mampu memberikan kontribusi riil bagi
kemajuan agama dan bangsanya. Rahmah sangat prihatin dengan kondisi ini. Ia
berpendapat pendidikan sangat penting bagi kaum perempuan. Dengan pendidikan
maka kaum perempuan mampu mengangkat harkat dan martabatnya, mampu melahirkan
generasi penerus yang berkualitas.
Cita-Cita Rahmah
1.
Agar kaum wanita sanggup
berdiri diatas kaki sendiri serta mampu menjadi ibu pendidik yang terampil dan
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Lembaga-Lembaga Pendidikan
Islam di Indonesia
a.
Pesantren
Ciri-ciri dan keunikan dalam kehidupan pesantren
1.
Hubungan yang akrab antara santri dan kiayi
2.
Tunduknya santri kepada kiayi
3.
Hidup hemat dan sederhana
4.
Semangat hidup mandiri
5.
Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan
6.
Penekanan pada pendidikan disiplin
7.
Berani menderita untuk mencapai tujuan
8.
Santri memperoleh kehidupan agama
yang baik
Madrasah
Lembaga pendidikan yang
mandiri tanpa bimbingan dan bantuan. Hakikat SKB tiga mentri adalah:
1.
Ijasah madrasah mempunyai nilai yang sama dengan ijasa sekolah lebih umum
setingkat
2.
Lulusan madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum tingkat atas
3.
Siswa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat.
Perguruan Tinggi Agama Islam
1.
Institut Agama Islam (IAIN)
2.
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA)
3.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
4.
Universitas Islam Negeri
Universitas Islam Indonesia
(UII) gagasaan pendiri universitas ini berawal dari sidang umum Masyuri
(Majelis Syuro Muslimin Indonesia) tahun 1945, dihadiri beberapa toko Bung
Hatta, Muhammad Natsir, Muhammad Roem dan KH Wahid Hasyim. Mereka sepakat
membuat (STI). STI berdiri tanggal 08 juli 1945 kemudian berkembang menjadi Universitas
Islam Indonesia tahun 1947.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar